Neandei Puyang Ayok Tidua
Posted by
www.tuntopos.com at
Share this post:
|
Salah satu kearifan adat yang di ceritakan melalui tutur adalah tentang proses penyelesaian sengketa dari persfektif lokal.
neandei anok lenei ngen anok uso
dio ade cerito anok lenei ngen anok uso, ijai cerito ne bareak yo...... pepueng ade anok lenei idong bejemua diii ngulua neak keang , dileak meleles, matai memelep . idong peuk anok lenei yo mengidep tetibo bae anok uso melitas samo mena'ai coa si kemeliak anok lenei idong ngulua neak das butau. igok menena'ai yo nano cigai kemeliak dalen igai tepelat ba si anok lenei, anok lenei yo nan langusung matei. kerno anok lenei yo matei mako indok ne mengamuk sudo o ngadau ngen kacea, kacea yo jaman o adeba hakim.
atas kejadian ini kemudian induk biawak mengadu ke pengadilan yang dipimpin oleh kancil.
Setelah pengaduan ini si kancil memulai melakukan penyelidikan atas pengaduan induk biawak, pertaman yang dilakukan adalah memangil dan mengintrogasi anak rusa.
Kancil; ’anak rusa benar, anda telah menginjak anak biawak dan menyebabkan anak biawak mati.?’
Anak rusa; ’benar pak hakim, saya tidak sengaja karena tadi saya sedang menari karena, si monyet menabuh gendang, jadi menurutku kera yang salah, coba seandainya dia tidak menabuh gendang saya tidak akan menari dan tidak mungkin menginjak anak biawak’
Kancil; ’kalau begitu, pangil si monyet..!’
Tidak lama kemudian dipangillah monyet, dan mulailah sang hakim berinterogasi.
Kancil; ’monyet, benar anda tadi berdendang, kemudian membuat anak rusa berjoget sehingga menginjak anak biawak kemudian anak biawaknya mati, tolong jawab dengan jujur..?’
Kemudian dengan lantang sambil berdiri dan mengempalkan tangan, monyet menjawab; ’itu benar adanya pak hakim, dan memang di sengaja karena tadi di pingir sungai saya lihat siput-siput memakai pakaian besi, pakaian untuk berperang jadi saya tabuh genderang perang.’
Berpikirlah si kancil bahwa yang bersalah bukanlah anak rusa, dan monyet tetapi si siput, sidang kemudian di skor dan dilanjutkan besok harinya.
Besok harinya, persidangan kasus matinya anak biawak dimulai, si kancil mengetuk palu, dan melotot matanya besar-besar kepada si siput dan bertanya ’siput anda jawab dengan benar apakah kemaren anda pakai baju besi, baju perang.? Melihat anda pakai baju perang kemudian monyet menabuh genderang perang dan didengar anak rusa dan anak rusa kemudian berjoget, terinjaklah anak biawak dan mati, kau tahu betapa patal sikapmu itu,!!!
Belum selesai si kancil bertanya, langsung dijawab si siput; ’benar pak hakim, saya pakai baju perang karena saya lihat kerumunan udang hilir mudik bawa pedang dan tombak, aku pikir akan ada serangan musuh dan aku siap-siap untuk ikut berjuang dan memakai pakaian besi.
Sidang di skor 30 menit, si kancil tambah bingung dan dia tetap tegung untuk menegakkan keadilan, menurut dia yang salah adalah udang, akibat udang bawa pedang dan tombak, siput pakai baju besi dan kemudian monyet menabuh genderang perang sehingga berjogetlah anak rusa akibatnya anak biawak yang terinjak kemudian mati. Dengan kesalnya kancil kemudian memerintahkankan kucing garong untuk membawa udang, ’kucing anda bawa sekarang juga udang untuk menghadap saya, tak lama kemudian udang datang.
Kancil; ’udang benar anda kemeren hilir mudik bawa pedang dan tombak.?
Langsung di jawab udang; ’benar, pak kancil karena saya lihat semua ikan sepat matanya merah-merah hilir mudik seperti mau berontak, jadi kami hanya ber siap-siap’.
Tambah pusinglah si kancil, dipangilah ikan sepat oleh kucing garong.
Kancil; ’ikan sepat jawab dengan jujur benar anda kemaren bermata merah, kenapa....’ gertak si kancil sambil memukul meja peridangan, ’kau tahu akibatnya..? melihat anda mata merah, udang hilir mudik bawa tombak dan senjata, siput pakai baju besi, monyet menabuh genderang perang dan berjoget anak rusa kemudian tidak sengaja menginjak anak biawan dan mati.’
Dengan gemetar ikan sepat menjawab;’ benar pak hakim kancil, mata kami kemaren memang merah, karena air sungai itu keruh karena di hulunya induk biawak mandi dengan tidak beraturan menyebabkan mata kami merah.’
Sambil pegang-pegang jengotnya yang hanya 4 lembar kancil mulai berkesimpulan bahwa yang salah adalah induk biawak itu sendiri.
Setelah bediskusi dengan hakim anggota si kancil membaca keputusan pengadilan kancil; ’biawak atas apa yang terjadi dan hasil penyelidikan kami bahwa anak rusa tidak bersalah yang bersalah adalah anda sendiri’.
Dengan berlinang air mata, induk biawak bertanya dengan terbata-bata, tolong jelaskan kenapa bisa jadi begini pak hakim.?
Dengan bijak kancil berkata;’ akibat anda mandi di hulu sungai dan kemudian airnya keruh, merahlah mata ikan sepat, udang kemudian membawa pedang dan tombak, siput siap-siap berperang dengan memakai baju besi, monyet menabuh genderang perang dan berjogetlah anak rusa, kemudian anak anda di injak’.
Dengan penjelasan ini sadarlah biawak bahwa memang dia salah....
(cerita ditutur oleh sebeiku ketika aku kelas 2 SD)